Pagi ini, seperti biasa aku terbangun tepat ketika adzan sedang berkumandang. Setelah membaca doa bangun tidur, segera ku niatkan langkahku menuju kamar mandi untuk berwudhu. Udara pagi ini terasa dingin menusuk tulangku. Namun, itu tidak membuatku bermalas-malasan untuk menemui panggilan sang kekasihku, Allah SWT.
Ya, sejak kecil, aku memang sudah terbiasa bangun seperti ini. Orang tuaku selalu mengajarkanku untuk sholat tepat waktu. Apalagi untuk sholat shubuh. Biasanya kan anak seumuran aku jam segini masih tertidur pulas.hehe..
Ya, sejak kecil, aku memang sudah terbiasa bangun seperti ini. Orang tuaku selalu mengajarkanku untuk sholat tepat waktu. Apalagi untuk sholat shubuh. Biasanya kan anak seumuran aku jam segini masih tertidur pulas.hehe..
Setelah sholat dan berdoa, ku langkahkan kakiku menuju kamar. Biasaa, pumpung hari libur aku mau tidur lagi.hehe..Namun, belum setengah jalan, terdengar suara ibu memanggilku dari dapur.
"Ra, jangan tidur lagi ya? Abis ini temenin ummi ke pasar", kata ummiku.
"Iya mi", jawabku setengah memelas. Yaah..dengan agak "berat" aku nurut juga. Mau gimana lagi? Masa mau nolak sih, kan nggak enak..
Tepat jam setengah 6 pagi, aku telah siap menemani ummiku ke pasar. Walaupun masih pagi, ternyata dunia pasar sudah ramai ya. Aku baru tau, maklum jarang ke pasar sih.hehe..
Setelah beberapa menemani ummi keliling-keliling pasar, mataku seketika tertuju pada seorang penjual jajanan pasar. Ya, jajanan pasarnya tak laku. Tapi, banyak orang yang hanya sekedar mampir untuk memegang atau menimang-nimang. Mungkin, mereka sedang berpikir apakah akan membelinya atau tidak. Tapi, yang membuatku heran ya mengapa penjualnya hanya diam saja. Seperti pasrah jualannya hanya dipegang-pegang. Dan kejadian ini pun menjadi pertanyaan pertamaku pagi ini.
"Mi, kok orang itu jualannya nggak ada yang beli ya? Padahal kan banyak yang dateng buat ngeliat-liat", tanyaku ditengah keramaian pasar.
"Itulah bedanya jajanan pasar dengan jajanan di toko. Kalo jajanan pasar, jelas lebih tidak terjaga. Coba lihat, mereka hanya sekedar memegang-megang jajanan itu saja, tapi tidak membelinya. Kamuu tau kenapa?", jelas ummiku sambil balik bertanya.
"Nggak tau mi, emangnya kenapa?", tanyaku.
"Nih ya ummi jelasin. Kamu nggak mau kan dikasih jajanan bekas dipegang-pegang orang? Sama seperti mereka. Mereka juga nggak mau dikasih jajanan bekas dipegang-pegang gitu. Kalau salah satu tangan yang megang-megang tadi kotor gimana? Kan bisa berbahaya. Coba kamu lihat jajanan yang ada di toko. Mereka terbungkus rapi, tidak boleh dipegang-pegang. Sekalinya terpegang dan merusak sedikit bentuk jajanan itu, tentu yang megang harus membeli jajanan itu kan? Kamu bisa ngambil hikmah dari penjelasan ummi buat kehidupanmu kan?", jelas ummi.
"Oh iya mi, Zahro baru mudeng sekarang. Jadi intinya nggak boleh beli jajanan yang udah dipegang-pegang kan mi? Soalnya bisa jadi banyak kumannya. Ntar sakit dong", jawabku mantap sambil tersenyum girang.
"Haduuuh, dasar Zahrooo..Zahrooo", kata ummi sambil menggeleng-gelengkan kepala.
----BERSAMBUNG----
Dari cerita di atas, sebenarnya kita dapat mengambil hikmah yang cukup penting untuk kehidupan kita sendiri. Dimisalkan, kita adalah jajanan yang dijual itu. Jika kita mudah terpegang-pegang, tentu saja kita tidak akan "laku" karena dianggap telah "bekasan". Berbeda dengan kita yang terjaga dan terbungkus rapi, da tidak ada satupun orang yang pernah menyentuh kita. Tentu kita tidak akan dianggap sebagai "barang bekas" oleh siapapun. Dan tentunya kita akan mendapatkan pahala karena telah menjaga diri kita. Dan asal kalian tahu, wanita yang dapat menjaga dirinya, justru akan membuat iri pada bidadari di Surga. Subhanallah..Semoga kita termasuk wanita-wanita yang diirikan oleh bidadari itu.Amiiin ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar